TEENAGE TALKING

Sabtu, 30 Maret 2013

19

Dear 19……
Tahun ini adalah tahun ketiga bagi November 19 2010. Pada waktu itu aku masih kelas delapan dan kamu sembilan SMP sedangkan sekarang aku kelas 10 dan kamu 11 SMA. Waktu berjalan begitu cepat ya. Pada rentang waktu tiga tahun ini tahukah kamu bahwa aku masih menantikan seseorang yang bisa buat aku bahagia seperti apa yang telah kamu lakuin sama aku. Pernah sekali ada orang yang datang ke aku. Tapi ya itu tadi dia gak bisa kayak kamu. Dia gak humoris kayak kamu gak bisa bikin aku ketawa sampai hilang suaraku. Gk bisa. Belum ada. Belum ketemu.
Dulu setelah kita putuskan untuk jalan masing-masing aku merasakan cacat sekali dalam hidup aku. Semua sampe terbengkalai karena aku terus-terusan mikirin kamu. Lebay sih memang. Tapi coba dong kalo kamu ada diposisi aku?hmm. Setelah kamu pergi dari aku, kamu dengan enak saja PDKT dengan wanita lain aduh hati ini rasa gk karuan banget deh. Pernah waktu itu aku bersama temanku datang ke tempat biasa kita ketemu. Aku iseng aja sih aku pikir kita bakal bisa berbincang-bincang layaknya waktu kita jadi tapi waktu kamu datang ternyata perkiraan aku zonk banget! Kamu malah bawa wanita lain yang ternyata udah ngegantiin posisi aku. Rasanya waktu itu aku pengen banget ngeguyur kamu pake minuman yang sedang aku pegang. Ya tapi hati ini tetap gk tega.
Setelah kamu lulus dari SMP semuanya berubah. Kamu masuk ke SMA favorit yang kamu idamkan dan aku turut bahagia saat itu melihat namamu terpampang jelas disurat kabar. Kamupun mulai mengikuti genk-genk motor. Tapi yang aku sangat gak suka dari kamu yaitu kamu sering bergonta-ganti pasangan. Rasanya kamu itu gak betah banget kalo hidup sendiri tanpa seorang spesial disamping kamu. Sampai pada puncaknya kamu sampai dijuluki seorang ‘playboy’. Aku turut sedih kamu dilabel gitu. Padahal dulu kamu enggak gitu. Aku kenal kamu dulu dari ‘nol’ dari seorang 19 yang masih polos. Yah aku gak tau juga sebenarnya gimana, ini sih pendapat aku. Perubahan itu wajar kok karena kita setiap hari tumbuh dan mengenal semua hal baru disetiap saat yang dapat memengaruhi perilaku kita.
Setelah kamu dilabel sebagai anak playboy aku mulai berpikir. Kenapa aku masih stuck sama kamu ya? Aku gak punya rasa benci sekalipun sama kamu. Perlahan-lahan aku mulai berfikir alangkah sabarnya aku ini jadi wanita? Aku coba lupain tapi hasilnya nihil. Kamu muncul terus dihadapan aku. Diberanda facebook. Ditimeline twitter. Kecuali dilayar handphone aku. Padahal yang terakhir ini yang paling aku tunggu…nungguin kalo kamu bakal ajak aku balik. Kode banget nih ya? Iya hehe
Beberapa bulan terakhir ini aku denger kamu pacaran sama adik kelas di smp kita ya? Iya aku tau kok aku adik kelas kamu juga tapi sekarang kita udah beda sekolah lagi ya. Ah aku jadi pingin pindah sekolah deh ke sekolah kamu. Karena aku daftar kemaren ditolak sama sekolah kamu..hehehehe. Udah gitu kamu pacaran sama adik kelas yang gak aku suka pula. Sebetulnya bukan Cuma aku yg gk suka sih, tapi oleh banyak orang. Aduh kamu kayak gak ada wanita lain yang lebih ajadeh. Apalagi dia baru kelas delapan SMP sedangkan kamu kelas sebelas SMA. Itu berarti kalian belum pernah ketemu disatu sekolah kan? Aku gangerti. Aku sempet ngejek kamu kok bisa pacaran sama anak yang masih ingusan begitu. Aku akuin aku kesel kamu jadi sama adik itu. Kecewa. Cuma kata itu yang mewakili hati waktu itu. Berselang satu bulan ternyata kamu putus sama adik itu duh aku seneng banget. Jahat ya? Iya jahat karena aku shuffle-shuffle diatas kesedihan orang. Tapi lagi, ternyata gk lama lagi setelah dari adik kelas itu kamu udah dapet lagi adik kelas yang lain kali ini adik kelasnya masih tetap sama seperti yang tadi, hanya saja ia satu tingkat dibawah aku. Tetap saja aku tidak habis pikir kenapa mereka bisa jadi. Hanya sebulan pula! Memang gk niat ya
Tapi tahukah kau 19? Aku mengenal kamu dari ‘nol’ aku selalu senantiasa menanti disini sambil menikmati apa saja yang kamu lakukan dengan yang lain. 19….ini jujur. Tiba-tiba temanku datang dan membawaku keluar rumah. Ternyata diluar ada kamu dengan menunggangi kuda merah kesayangan kamu itu. Aku lupa kamu bicara apa dengan aku yang aku ingat hanya kamu member isyarat agar aku bersegera naik ke tungganganmu. Dan bilang kita akan mulai semua ini dari awal lagi dan aku janji. Begitu kira-kira kata-katamu. Akupun merasakan sinaran matahari menyoroti mataku. Pertanda fajar telah tiba. Itu tadi cuma mimpi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar